September 18, 2025
esports

Perkembangan Esports di Indonesia dan Dampaknya terhadap Dunia Olahraga Tradisional

Dua dekade lalu, bermain game dianggap kegiatan iseng yang membuang waktu. Kini, bermain game kompetitif atau esports justru menjadi salah satu industri olahraga terbesar dan paling berkembang di Indonesia. Arena pertandingan esports dipenuhi ribuan penonton, jutaan orang menontonnya secara daring, dan hadiah turnamen mencapai miliaran rupiah. Esports telah berubah dari hobi menjadi profesi bergengsi yang menjanjikan penghasilan tinggi, popularitas, dan karier panjang. Perkembangannya yang pesat juga mulai mengubah wajah dunia olahraga tradisional di Indonesia, baik dari segi popularitas, pola latihan, maupun model bisnis.

Esports atau electronic sports adalah kompetisi video game profesional yang dimainkan secara individual atau tim. Cabang yang populer di Indonesia antara lain Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, Dota 2, Valorant, dan FIFA. Indonesia kini menjadi salah satu pasar esports terbesar di Asia Tenggara dengan jutaan pemain aktif dan penonton setia. Dukungan sponsor besar, media, dan pemerintah membuat ekosistem esports Indonesia berkembang cepat: tim profesional, pelatih, analis, manajer, caster, hingga event organizer bermunculan. Bahkan esports telah diakui resmi oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan masuk dalam agenda pesta olahraga seperti PON, SEA Games, dan Asian Games.

Perkembangan esports membawa dampak besar pada budaya olahraga di Indonesia. Ia memperluas definisi atlet, mengubah cara anak muda memandang olahraga, dan menciptakan industri baru yang menyerap banyak tenaga kerja. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa popularitas esports akan menggeser minat pada olahraga tradisional, menurunkan aktivitas fisik, dan menciptakan masalah kesehatan baru. Fenomena ini membuat esports menjadi topik penting dalam diskusi masa depan olahraga nasional.


Pertumbuhan Pesat Industri Esports di Indonesia

Pertumbuhan esports di Indonesia didorong kombinasi unik: populasi muda raksasa, penetrasi internet tinggi, dan budaya mobile gaming yang kuat. Indonesia memiliki lebih dari 200 juta pengguna internet, dan sebagian besar mengakses lewat smartphone. Ini membuat game mobile seperti Mobile Legends dan Free Fire sangat populer karena mudah diakses semua kalangan. Banyak remaja memainkan game kompetitif sejak usia sekolah dasar, menciptakan basis pemain sangat besar.

Ekosistem esports profesional mulai terbentuk sejak 2017 ketika Mobile Legends menggelar liga profesional (MPL Indonesia) dengan sistem franchise. Ini menjadi titik balik karena menciptakan liga berkelanjutan dengan gaji tetap, pelatih profesional, dan hak siar besar. Kesuksesan MPL diikuti liga PUBG Mobile, Free Fire, Valorant, dan Dota 2. Hadiah turnamen mencapai miliaran rupiah dan ditayangkan di televisi nasional, memperluas audiens esports ke masyarakat umum.

Sponsor besar dari sektor telekomunikasi, bank, makanan, dan minuman mulai masuk ke esports karena audiensnya sangat besar dan loyal. Brand seperti Telkomsel, Indosat, Bank BRI, AXE, Pocari Sweat, dan Grab rutin mensponsori tim atau turnamen. Media massa dan platform streaming seperti YouTube, TikTok, dan Nimo TV menayangkan pertandingan secara langsung dengan jutaan penonton. Semua ini menciptakan ekosistem industri esports yang solid dan berkelanjutan di Indonesia.


Profesi dan Ekosistem Baru di Dunia Esports

Perkembangan esports menciptakan banyak profesi baru. Dulu hanya ada pemain, sekarang ada pelatih, analis strategi, manajer tim, caster (komentator), content creator, hingga psikolog olahraga khusus esports. Pemain profesional mendapat gaji bulanan, hadiah turnamen, dan kontrak sponsor seperti atlet olahraga tradisional. Beberapa pemain top Indonesia seperti RRQ Lemon, EVOS Rekt, dan ONIC Sanz punya penghasilan ratusan juta rupiah per bulan dari gaji dan endorsement.

Tim esports profesional juga dikelola layaknya klub olahraga modern. Mereka punya akademi untuk melatih pemain muda, divisi manajemen, departemen pemasaran, hingga tim produksi konten. Fasilitas latihan dilengkapi gaming house, gym, ruang analisis video, dan sport psychologist. Ini menunjukkan bahwa esports bukan lagi hobi, tapi profesi serius yang menuntut disiplin, strategi, dan kerja tim tinggi.

Ekosistem pendukung juga berkembang pesat. Banyak event organizer lokal menyelenggarakan turnamen amatir hingga profesional, menciptakan jalur kompetisi berjenjang dari tingkat sekolah hingga nasional. Startup teknologi membangun platform turnamen online, manajemen tim, dan data analisis performa pemain. Kampus dan sekolah mulai membuka program studi esports dan beasiswa atlet esports. Semua ini memperkuat fondasi industri esports di Indonesia.


Dampak Esports terhadap Minat Olahraga Tradisional

Popularitas esports memengaruhi pola minat olahraga di kalangan anak muda Indonesia. Banyak remaja kini lebih tertarik menjadi pemain esports daripada atlet fisik. Mereka mengidolakan pro player layaknya mengidolakan pesepakbola atau pebulu tangkis. Ini membuat minat terhadap olahraga tradisional menurun di beberapa sekolah. Lapangan futsal sepi, tapi warnet game dan arena esports penuh. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran bahwa generasi muda akan kehilangan minat aktivitas fisik.

Namun beberapa pihak melihat esports bukan pesaing, tapi pintu masuk baru ke dunia olahraga. Esports mengenalkan anak muda pada nilai olahraga: kerja tim, strategi, disiplin, kompetisi sehat, dan sportivitas. Banyak sekolah dan klub mulai menggabungkan esports dan olahraga fisik agar seimbang. Pemain esports profesional juga kini diwajibkan latihan fisik untuk menjaga kebugaran, karena performa kognitif sangat dipengaruhi kondisi tubuh. Ini menunjukkan esports bisa hidup berdampingan dengan olahraga tradisional, bukan menggantikannya.

Yang pasti, esports memaksa olahraga tradisional untuk beradaptasi. Klub sepak bola, basket, dan bulu tangkis mulai membentuk divisi esports untuk menjangkau penggemar muda digital. Persija, Persib, dan Bali United punya tim esports sendiri. Ini membuat olahraga tradisional tetap relevan di era digital dan memperluas basis fans mereka. Jadi, daripada tersaingi, banyak cabang olahraga mulai memanfaatkan esports sebagai alat memperkuat branding dan engagement generasi muda.


Tantangan Kesehatan dan Etika

Meski berkembang pesat, esports membawa tantangan serius terutama di bidang kesehatan. Latihan esports bisa berlangsung 8–12 jam sehari di depan layar, memicu masalah mata, cedera tangan, nyeri punggung, dan gangguan tidur. Banyak pemain muda mengalami burnout dan kelelahan mental karena tekanan kompetisi tinggi. Tidak sedikit yang pensiun dini di usia 20-an karena tubuh dan mental mereka tidak tahan beban.

Masalah lain adalah kecanduan game di kalangan remaja yang belum profesional. Banyak yang meniru gaya latihan pro player tanpa pengawasan, sehingga mengabaikan sekolah, kurang tidur, dan kurang aktivitas fisik. Ini bisa berdampak buruk pada perkembangan mereka. Edukasi penting agar anak muda membedakan antara bermain sehat dan latihan profesional yang terstruktur.

Etika juga menjadi tantangan. Industri esports masih muda sehingga regulasi lemah. Kasus match fixing, penggunaan cheat, dan perilaku toksik sering muncul. Beberapa pemain muda terlibat skandal pelecehan atau ujaran kebencian di media sosial yang merusak citra esports. Federasi esports dan penyelenggara turnamen harus membangun sistem etika, kode perilaku, dan sanksi disiplin agar esports tetap sehat dan profesional.


Dukungan Pemerintah dan Pengakuan Resmi

Pemerintah Indonesia mulai memberi dukungan serius pada esports. Pada 2020, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) resmi mengakui esports sebagai cabang olahraga prestasi. Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) dibentuk untuk mengelola kompetisi resmi, lisensi tim, dan pembinaan atlet nasional. Sejak itu, esports rutin dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) dan menjadi cabang yang menyumbang medali di SEA Games dan Asian Games.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendukung pengembangan infrastruktur internet dan platform lokal agar kompetisi esports berjalan lancar. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mempromosikan turnamen esports sebagai daya tarik wisata digital. Pemerintah daerah juga mulai membangun esports arena dan mengadakan liga antar sekolah untuk mencari bibit muda. Ini menunjukkan esports bukan lagi fenomena pinggiran, tapi bagian dari strategi pembangunan olahraga nasional.

Dukungan ini penting karena memberi legitimasi dan keamanan karier bagi atlet esports muda. Dulu, banyak orang tua menentang anaknya jadi pro player karena dianggap tidak punya masa depan. Kini, dengan dukungan negara dan peluang pendapatan tinggi, semakin banyak keluarga mendukung karier esports. Ini mempercepat pertumbuhan talenta dan profesionalisasi industri.


Masa Depan Esports di Indonesia

Masa depan esports di Indonesia terlihat sangat cerah. Dengan basis pemain muda raksasa, dukungan sponsor, dan pengakuan pemerintah, Indonesia berpotensi menjadi pusat esports terbesar di Asia Tenggara. Tim Indonesia sudah mulai berprestasi di tingkat dunia, seperti EVOS Legends yang juara dunia M1 Mobile Legends dan ONIC Esports yang juara dunia MSC 2023. Prestasi ini membangun kepercayaan diri bahwa Indonesia bisa menjadi kekuatan global di esports.

Ke depan, industri esports akan semakin profesional dan terstruktur. Akademi esports akan tumbuh di berbagai daerah, membina pemain sejak usia sekolah dengan kurikulum seimbang antara latihan, pendidikan, dan kesehatan. Liga berjenjang dari sekolah, kampus, hingga profesional akan terbentuk. Klub olahraga tradisional akan semakin banyak masuk ke esports untuk memperluas pasar mereka. Industri pendukung seperti event, media, merchandise, dan manajemen talenta juga akan berkembang besar.

Yang penting, pertumbuhan esports harus diimbangi perlindungan kesehatan dan pendidikan pemain muda. Federasi perlu membuat regulasi jam latihan, standar kesehatan, dan pendampingan psikolog. Sekolah dan kampus harus mengajarkan manajemen waktu dan kesehatan digital agar esports tidak merusak masa depan siswa. Dengan ekosistem sehat, esports bisa menjadi jalur karier baru yang prestisius dan aman bagi generasi muda Indonesia.


Kesimpulan dan Penutup

Kesimpulan:
Esports di Indonesia berkembang pesat dan telah menjadi industri olahraga besar yang mengubah wajah dunia olahraga nasional. Ia menciptakan profesi baru, menarik jutaan penonton, dan menyumbang medali di ajang internasional. Namun pertumbuhan ini juga membawa tantangan kesehatan, etika, dan risiko menurunnya minat olahraga fisik jika tidak dikelola bijak.

Refleksi untuk Masa Depan:
Dengan manajemen profesional, perlindungan kesehatan, dan dukungan pendidikan, esports bisa menjadi kekuatan olahraga baru Indonesia yang berdampingan dengan olahraga tradisional. Ini bukan sekadar tren, tapi bagian dari transformasi budaya olahraga nasional di era digital. Esports bisa menjadi kebanggaan baru Indonesia di pentas dunia jika dikembangkan dengan visi jangka panjang dan nilai sportivitas sejati.


📚 Referensi