August 27, 2025
G20

Sejarah dan Signifikansi G20

G20 (Group of Twenty) dibentuk pada 1999 sebagai forum bagi negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Tujuannya adalah membahas isu ekonomi global, stabilitas finansial, dan koordinasi kebijakan internasional.

Sejak krisis keuangan 2008, G20 semakin penting karena menjadi wadah utama koordinasi global. Anggotanya meliputi 19 negara dan Uni Eropa, mewakili 85% PDB dunia dan dua pertiga populasi global.

Tahun 2025, Brasil menjadi tuan rumah G20 di Rio de Janeiro, mengambil alih estafet dari India (2023) dan Afrika Selatan (2024).


Tema Utama G20 2025

Brasil mengangkat tema “Sustainable Growth in a Divided World”. Tema ini menyoroti tiga isu besar:

  1. Ekonomi Global: Pemulihan pasca-krisis dan stabilitas perdagangan internasional.

  2. Perubahan Iklim: Transisi energi hijau dan komitmen Paris Agreement.

  3. Geopolitik: Ketegangan AS–Tiongkok, konflik regional, dan masa depan multilateralisme.

Tema ini mencerminkan kondisi dunia 2025 yang penuh ketidakpastian tetapi juga peluang besar.


Ekonomi Global dalam Sorotan

Salah satu agenda utama adalah mengatasi tantangan ekonomi:

  • Inflasi Global: Masih tinggi di banyak negara akibat ketidakpastian energi dan pangan.

  • Krisis Utang: Negara-negara berkembang menghadapi beban utang besar.

  • Digital Economy: Regulasi AI, fintech, dan perdagangan digital jadi sorotan.

  • Perdagangan Multilateral: WTO didorong untuk reformasi agar lebih relevan.

AS, Uni Eropa, dan Jepang mendorong transparansi, sementara negara berkembang menuntut lebih banyak dukungan dana.


Isu Perubahan Iklim dan Transisi Energi

Perubahan iklim menjadi isu besar di G20 2025.

  • Energi Hijau: Negara-negara Eropa mendorong target emisi lebih ambisius.

  • Brasil: Fokus pada perlindungan Amazon sebagai paru-paru dunia.

  • India & Tiongkok: Menekankan perlunya keadilan transisi, agar negara berkembang tidak terbebani.

  • AS: Menawarkan paket investasi hijau dengan teknologi energi terbarukan.

Namun, perdebatan sengit terjadi terkait pendanaan. Negara maju diminta meningkatkan kontribusi untuk membantu negara miskin menghadapi krisis iklim.


Geopolitik dan Rivalitas Global

G20 2025 tidak bisa lepas dari tensi geopolitik.

  • AS vs Tiongkok: Perang dagang teknologi semakin panas, terutama soal semikonduktor dan AI.

  • Konflik Regional: Isu Ukraina, Timur Tengah, dan Taiwan turut memengaruhi dinamika.

  • Peran Rusia: Kehadiran Rusia menimbulkan kontroversi, dengan sebagian negara Barat menyerukan sanksi lebih keras.

  • Blok Global Selatan: Brasil, India, dan Afrika Selatan mendorong agenda pembangunan negara berkembang.

Rio de Janeiro menjadi ajang tarik-menarik kepentingan antara blok Barat, Tiongkok-Rusia, dan Global South.


Brasil sebagai Tuan Rumah

Sebagai tuan rumah, Brasil ingin memanfaatkan G20 untuk memperkuat perannya di dunia.

  • Amazon Diplomacy: Menjadikan isu hutan hujan sebagai agenda utama.

  • Ekonomi Hijau: Menawarkan Brasil sebagai pusat biofuel global.

  • Global South Leadership: Memperjuangkan suara negara berkembang agar lebih didengar.

Brasil berupaya menampilkan diri sebagai mediator di tengah rivalitas global.


Partisipasi dan Sorotan Khusus

Beberapa hal yang jadi sorotan:

  • Joe Biden / Donald Trump (AS): Kehadiran presiden AS jadi fokus utama media.

  • Xi Jinping (Tiongkok): Menekankan Belt and Road Initiative dalam kerangka pembangunan global.

  • Uni Eropa: Fokus pada perubahan iklim dan hak digital.

  • Afrika Selatan: Membawa isu keadilan global dan reformasi lembaga internasional.

Di luar forum resmi, banyak kesepakatan bilateral terjadi di sela-sela KTT.


Dampak Ekonomi G20 2025

Hasil KTT berdampak langsung pada ekonomi global:

  • Pasar Saham: Fluktuasi karena pernyataan pemimpin dunia.

  • Mata Uang: Dollar AS dan Yuan Tiongkok jadi perhatian.

  • Investasi Hijau: Banyak negara menandatangani kesepakatan energi bersih.

  • Teknologi: Regulasi AI internasional mulai dibicarakan secara serius.

Dengan demikian, G20 tetap menjadi forum paling berpengaruh dalam membentuk kebijakan ekonomi dunia.


Kritik terhadap G20

Meski penting, G20 juga menuai kritik.

  • Kurang Aksi Nyata: Banyak janji, sedikit implementasi.

  • Dominasi Negara Besar: Suara negara kecil sering terpinggirkan.

  • Greenwashing: Janji iklim sering dianggap sekadar retorika.

  • Politik Show-Off: Pertemuan dianggap lebih banyak pencitraan dibanding solusi konkret.

Namun, meski penuh kritik, G20 tetap relevan sebagai forum koordinasi global.


Kesimpulan

G20 Summit 2025 di Rio de Janeiro menjadi ajang penting bagi dunia yang tengah menghadapi krisis ekonomi, iklim, dan geopolitik. Meski penuh perbedaan, forum ini tetap menunjukkan bahwa dialog multilateral lebih baik daripada isolasi.

Ke depan, tantangan terbesar adalah bagaimana G20 bisa bertransformasi dari forum diskusi menjadi forum aksi nyata yang memberi dampak langsung bagi rakyat di seluruh dunia.


Referensi: