August 13, 2025
IMG-20250716-WA0030-2573404668

Macet Horor di Pelabuhan Ketapang, ASDP Dorong Percepatan Bongkar Muat Kapal

cepat-sukses.com – Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur kembali jadi sorotan publik usai terjadi kemacetan parah yang berlangsung hingga berjam-jam. Ratusan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, menumpuk di area pelabuhan hingga mengular di jalur utama menuju dermaga. Kejadian ini membuat para pengguna jasa penyeberangan mengeluhkan waktu tunggu yang tak wajar, terutama bagi mereka yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Fenomena macet horor ini dipicu oleh lonjakan volume kendaraan menjelang akhir pekan panjang dan musim liburan. Banyak wisatawan dan kendaraan logistik memanfaatkan jalur penyeberangan ini sebagai akses utama dari Jawa menuju Bali. Lonjakan ini, yang tak diimbangi kelancaran bongkar muat kapal, menimbulkan antrean panjang hingga membuat lalu lintas di sekitar pelabuhan tersendat total.

Menanggapi kondisi tersebut, pihak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) selaku pengelola penyeberangan langsung mengambil langkah darurat. Mereka mendorong percepatan proses bongkar muat kapal agar arus kendaraan lebih lancar. Selain itu, koordinasi dengan kepolisian dan Dinas Perhubungan dilakukan untuk menata arus lalu lintas di sekitar area pelabuhan agar tidak menimbulkan kemacetan yang semakin parah.

Penyebab Kemacetan Parah di Pelabuhan Ketapang

Kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang bukan sekadar masalah teknis semata. Ada beberapa faktor utama yang memicu antrean panjang yang sering kali berujung macet horor. Pertama, volume kendaraan yang meningkat tajam pada momen tertentu, seperti libur panjang dan akhir pekan. Kedua, keterbatasan jumlah dermaga aktif yang beroperasi, sehingga waktu tunggu kapal menjadi lebih lama.

Selain itu, proses bongkar muat kapal yang lambat juga menjadi perhatian serius. Banyak kendaraan, terutama truk logistik, harus menunggu lama karena antrian muatan yang panjang. Ditambah lagi, beberapa kapal mengalami keterlambatan keberangkatan akibat faktor teknis atau cuaca, yang makin memperparah situasi di darat.

Pihak ASDP juga menyoroti perilaku pengguna jalan yang sering memarkir kendaraan sembarangan di jalur menuju pelabuhan, sehingga menambah kepadatan. Beberapa sopir truk bahkan diketahui menunggu giliran masuk pelabuhan dengan berhenti di bahu jalan, memblokir jalur kendaraan kecil dan bus. Situasi ini memicu kemacetan yang meluas hingga ke luar area pelabuhan.

Upaya ASDP Atasi Kemacetan: Percepatan Bongkar Muat dan Penataan Arus

PT ASDP Indonesia Ferry bergerak cepat untuk mengurai kemacetan. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah meningkatkan efisiensi bongkar muat kapal. Proses naik-turun penumpang dan kendaraan dipercepat tanpa mengurangi aspek keselamatan. ASDP juga menambah frekuensi kapal yang beroperasi pada jam-jam sibuk agar antrean tidak terlalu panjang.

Selain itu, ASDP berkoordinasi dengan kepolisian untuk menerapkan rekayasa lalu lintas. Beberapa titik macet di sekitar jalur masuk pelabuhan dialihkan dan diarahkan agar kendaraan logistik dan kendaraan pribadi tidak bercampur. Petugas juga ditempatkan di beberapa titik strategis untuk memastikan arus tetap bergerak.

ASDP turut mengimbau pengguna jasa untuk memanfaatkan layanan tiket online. Dengan sistem e-ticketing, diharapkan penumpang bisa lebih mudah mengatur jadwal keberangkatan dan mengurangi kepadatan di loket tiket konvensional. Langkah ini juga membantu penumpang mengetahui perkiraan waktu tunggu sebelum tiba di pelabuhan, sehingga antrean bisa lebih terkontrol.

Dampak Kemacetan terhadap Penumpang dan Ekonomi Lokal

Kemacetan parah di Pelabuhan Ketapang tak hanya menimbulkan kerugian waktu, tetapi juga berdampak pada aktivitas ekonomi dan pariwisata. Banyak wisatawan yang mengeluhkan perjalanan molor hingga berjam-jam, sehingga mengganggu agenda liburan mereka. Bahkan, beberapa wisatawan memilih menunda perjalanan karena tak mau terjebak antrean panjang.

Bagi sektor logistik, keterlambatan distribusi barang jadi masalah besar. Truk-truk yang mengangkut komoditas penting seperti bahan pangan dan kebutuhan pokok harus menunggu lama, yang pada akhirnya meningkatkan biaya operasional. Jika kondisi ini dibiarkan, harga barang bisa terpengaruh karena distribusi terganggu.

Sementara itu, pelaku usaha lokal di sekitar Banyuwangi dan Gilimanuk juga merasakan dampak negatif. Meski kemacetan membawa potensi pembeli tambahan di sekitar pelabuhan, banyak pengusaha justru mengalami kerugian karena pasokan bahan baku terhambat dan pengiriman produk terlambat.